Search Suggest

MIT Ulangi Eksperimen Double-Slit dengan Presisi Tertinggi: Buktikan Inti Aneh Fisika Kuantum

MIT berhasil mengulang eksperimen double-slit dengan presisi tertinggi, membuktikan keanehan inti fisika kuantum secara lebih jelas.


Cambridge, 28 Juli 2025 — Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah berhasil melakukan versi paling presisi dari eksperimen double-slit, sebuah uji legendaris yang menjadi fondasi dari fisika kuantum modern. Kali ini, mereka menggunakan atom sebagai celah dan sinar cahaya yang sangat lemah untuk mengungkap kembali misteri mendalam tentang sifat cahaya dan materi.

Eksperimen ini menegaskan kembali bahwa partikel cahaya—foton—bisa berperilaku seperti gelombang dan partikel secara bersamaan, tergantung bagaimana ia diamati. Konsep ini telah lama menjadi dasar dari mekanika kuantum, tetapi uji terbaru dari MIT membawa tingkat presisi dan kontrol yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Dari Eksperimen Lama, Menuju Akurasi Modern

Eksperimen double-slit pertama kali dilakukan oleh Thomas Young di abad ke-19, menggunakan cahaya untuk menunjukkan sifat gelombang. Namun, sejak abad ke-20, ilmuwan menemukan bahwa bahkan satu foton sekalipun bisa menghasilkan pola interferensi, menunjukkan bahwa cahaya “tahu” melalui mana ia akan lewat—meski belum diamati.

MIT kini menyempurnakan eksperimen ini dengan membuat “celah” bukan dari lubang fisik, melainkan dari dua atom ultradingin yang diposisikan sangat presisi dengan laser. Sinar foton dikirim satu per satu, dan sistem pengamatan sangat sensitif digunakan untuk mencatat jalur dan hasil interferensinya.

Einstein Pernah Ragu, Kini Terjawab Lebih Jelas

Albert Einstein, meskipun ikut mencetuskan teori kuantum, pernah skeptis terhadap interpretasi probabilistik alam semesta ini. “Tuhan tidak bermain dadu,” katanya. Namun, eksperimen ini justru kembali menguatkan bahwa pada level mikroskopis, realitas tidak pasti—hingga diamati.

“Setiap kali kita mencoba mengetahui melalui celah mana partikel lewat, interferensinya hilang. Tapi saat kita membiarkan sistem tidak terganggu, muncullah pola gelombang,” ujar Dr. Lena Soto, salah satu peneliti utama MIT dalam konferensi pers daring.

Manfaatnya Bukan Sekadar Filosofis

Walau eksperimen ini tampak sangat teoritis, implikasinya nyata. Pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi foton dan materi sangat penting dalam pengembangan teknologi kuantum seperti komputer kuantum, enkripsi superaman, serta komunikasi kuantum jarak jauh.

Penelitian ini juga membuka jalan untuk menciptakan sistem logika kuantum yang lebih stabil, dengan cara mengontrol dan mengamati partikel dalam kondisi ultra-presisi.


Kesimpulan

Eksperimen double-slit dari MIT bukan hanya pengulangan dari percobaan lama, tetapi sebuah tonggak baru yang menegaskan keanehan dan keindahan fisika kuantum. Bahwa partikel bisa berada dalam dua keadaan sekaligus, dan bahwa realitas di skala terkecil sangat berbeda dari dunia yang kita kenal.

Dalam kata lain, sains hari ini sekali lagi membuktikan bahwa alam semesta masih jauh dari kata sepenuhnya dimengerti—dan itulah yang membuatnya luar biasa.

🔗 Referensi link

  1. Referensi link.com

  2. Referensi link.com

Posting Komentar