New York, 2 Agustus 2025 — Dua raksasa teknologi dunia, Amazon.com Inc. (AMZN) dan Apple Inc. (AAPL), mengalami tekanan signifikan di pasar saham setelah merilis laporan keuangan kuartal kedua yang mengecewakan. Sentimen negatif ini langsung tercermin dalam aksi jual besar-besaran, menyebabkan kedua saham tersebut merosot dan memberikan tekanan tambahan pada indeks-indeks utama di Wall Street.
📉 Saham Amazon Anjlok Lebih dari 8%
Saham Amazon mencatat penurunan lebih dari 8% setelah perusahaan melaporkan bahwa unit bisnis andalannya, Amazon Web Services (AWS), mengalami perlambatan pertumbuhan yang mencolok. Pendapatan AWS hanya tumbuh 9,2% secara tahunan, jauh dari ekspektasi analis yang memproyeksikan pertumbuhan dua digit. Kinerja ini menjadi perhatian utama karena AWS merupakan kontributor utama profitabilitas perusahaan.
Dalam konferensi dengan analis, CFO Amazon mengakui bahwa permintaan dari sektor perusahaan melambat, terutama di wilayah Eropa dan Asia. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa pelanggan besar melakukan penghematan biaya dan menunda proyek digitalisasi karena ketidakpastian ekonomi global.
Meskipun sektor e-commerce Amazon menunjukkan pertumbuhan stabil, investor justru lebih fokus pada penurunan margin operasional dan biaya logistik yang kembali meningkat seiring tekanan inflasi di beberapa negara.
🍏 Apple Terdampak Tarif Baru AS, Laba Tergerus
Sementara itu, Apple juga mengalami pelemahan harga saham sebesar sekitar 2,5%, dipicu oleh kombinasi kinerja penjualan yang stagnan dan kekhawatiran baru terkait tarif impor yang diumumkan pemerintahan Amerika Serikat. CEO Apple, Tim Cook, dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa tarif baru terhadap impor dari Tiongkok dan Taiwan bisa berdampak pada peningkatan biaya produksi hingga USD 1,1 miliar dalam kuartal mendatang.
Produk Apple seperti iPhone, iPad, dan Mac sebagian besar dirakit di Asia Timur. Dengan adanya tarif baru sebesar 15–20%, Apple kemungkinan besar akan menghadapi dilema antara menaikkan harga jual atau menanggung margin keuntungan yang lebih kecil.
Dari sisi kinerja, Apple memang masih mencatatkan pendapatan yang solid, namun pertumbuhan penjualan iPhone menurun sebesar 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja unit layanan digital seperti iCloud dan App Store juga tumbuh moderat, tidak cukup untuk menutupi penurunan dari unit hardware.
📊 Dampak ke Pasar Saham dan Sentimen Investor
Penurunan saham Amazon dan Apple memberikan dampak sistemik ke indeks teknologi seperti Nasdaq Composite, yang tercatat turun 2,24% pada penutupan perdagangan Jumat malam. Investor melihat dua perusahaan ini sebagai indikator utama kesehatan sektor teknologi dan ekonomi digital global.
Kondisi ini diperparah dengan rilis data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari ekspektasi, memicu kekhawatiran resesi dan meningkatkan volatilitas pasar. Indeks Volatility Index (VIX) melonjak ke level 20,38, tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Beberapa analis memperingatkan bahwa jika kondisi makroekonomi tidak membaik dalam waktu dekat, bisa saja terjadi koreksi pasar yang lebih dalam. Namun ada juga yang melihat ini sebagai peluang untuk melakukan akumulasi saham berkualitas dengan valuasi yang lebih menarik.
🔍 Kesimpulan
Kinerja mengecewakan dari Amazon dan Apple menandakan bahwa bahkan perusahaan teknologi terbesar pun tidak kebal terhadap perlambatan ekonomi global dan tekanan geopolitik. Dengan kebijakan tarif baru yang dapat meningkatkan beban biaya dan mempersempit margin keuntungan, para investor disarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham sektor teknologi dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan data ekonomi AS, kebijakan The Fed, dan respons korporasi terhadap perubahan kebijakan perdagangan sebagai penentu arah pasar saham global ke depan.