Pengantar
Di era digital saat ini, budaya dan tradisi dari berbagai belahan dunia dapat tersebar dengan sangat cepat melalui media sosial. Apa yang sebelumnya hanya bisa dinikmati oleh komunitas tertentu di wilayah asalnya, kini bisa ditonton oleh jutaan orang di seluruh dunia hanya dalam hitungan jam. Hal ini pula yang terjadi pada sebuah video viral Ganesh Visarjan di salah satu sungai di Inggris. Video tersebut memicu beragam reaksi, mulai dari kekaguman akan kekayaan budaya India, hingga kekhawatiran mengenai dampak lingkungan.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai tradisi Ganesh Visarjan, bagaimana perayaan itu dilakukan oleh komunitas diaspora India di Inggris, mengapa video tersebut bisa viral, serta apa saja polemik dan pembelajaran yang muncul dari fenomena tersebut.
Memahami Tradisi Ganesh Visarjan
Ganesh Visarjan merupakan bagian penting dari festival Ganesh Chaturthi, sebuah perayaan Hindu untuk menghormati Dewa Ganesha, dewa kebijaksanaan dan penyingkir rintangan. Dalam tradisi ini, umat Hindu membawa pulang patung Ganesha ke rumah atau ke kuil, kemudian merawat dan menyembahnya selama beberapa hari.
Pada hari terakhir, patung tersebut diarak dalam prosesi meriah menuju sungai, danau, atau laut, lalu dilarung (visarjan) sebagai simbol perpisahan dengan Ganesha yang kembali ke alam spiritual. Prosesi ini bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga momen kebersamaan yang sarat akan makna: pengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara, dan kita harus belajar melepaskan dengan ikhlas.
Perayaan di Inggris: Budaya yang Melintasi Batas
Tradisi Ganesh Visarjan tidak hanya dilakukan di India, tetapi juga di berbagai negara dengan populasi diaspora India yang besar, termasuk Inggris. Di kota-kota seperti London, Birmingham, dan Leicester, festival ini dirayakan setiap tahun oleh komunitas Hindu setempat.
Bagi diaspora India, perayaan ini menjadi sarana melestarikan identitas budaya sekaligus memperkenalkan tradisi leluhur kepada generasi muda yang lahir jauh dari tanah air. Selain itu, acara ini juga terbuka untuk publik, sehingga masyarakat dari latar belakang berbeda dapat ikut menyaksikan dan memahami makna di baliknya.
Video viral yang muncul baru-baru ini memperlihatkan sekelompok orang melakukan Ganesh Visarjan di sebuah sungai di Inggris. Prosesi itu menampilkan musik, tarian, doa, dan akhirnya pelepasan patung Ganesha ke dalam air. Momen itu direkam oleh peserta maupun penonton, lalu diunggah ke berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter).
Viral di Media Sosial
Dalam hitungan jam, video tersebut menyebar luas dan ditonton lebih dari 1,6 juta kali. Banyak netizen memuji keindahan tradisi itu, menyebutnya sebagai bentuk nyata keragaman budaya yang hidup di Inggris. Mereka menyoroti bagaimana diaspora India berhasil mempertahankan warisan leluhur, meski berada jauh dari tanah asal.
Namun, tidak sedikit pula yang memberikan komentar kritis. Beberapa netizen mengkhawatirkan dampak lingkungan dari melepas patung ke sungai, mengingat sebagian patung modern dibuat dari bahan non-biodegradable seperti plester paris, cat kimia, atau plastik. Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan: di India sendiri, masalah pencemaran akibat Ganesh Visarjan sudah lama menjadi perdebatan.
Antara Kekaguman dan Kekhawatiran
Reaksi publik terhadap video tersebut mencerminkan dua sisi dari globalisasi budaya. Di satu sisi, orang-orang dapat lebih mengenal dan mengapresiasi keragaman tradisi dunia. Di sisi lain, muncul benturan nilai ketika praktik budaya tertentu dinilai bertentangan dengan standar lingkungan atau hukum setempat.
Beberapa komentar positif antara lain:
-
“Indah sekali melihat tradisi India hidup di Inggris.”
-
“Ini bukti bahwa budaya bisa melintasi batas negara.”
Sementara komentar kritis umumnya terkait isu lingkungan:
-
“Apakah mereka punya izin untuk membuang patung ke sungai?”
-
“Bagus untuk budaya, tapi tolong pikirkan ekosistem airnya.”
Perdebatan ini membuat video tersebut semakin viral, karena tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga isu sosial dan ekologis.
Perspektif Lingkungan
Masalah lingkungan memang menjadi sorotan utama dalam setiap Ganesh Visarjan, baik di India maupun di luar negeri. Tradisi kuno sebenarnya menggunakan patung tanah liat alami yang mudah hancur di air tanpa meninggalkan residu berbahaya. Namun, seiring modernisasi, banyak patung dibuat dari bahan sintetis agar lebih tahan lama dan menarik secara visual.
Ketika patung-patung ini dilarung, bahan kimia berbahaya dapat mencemari air, membunuh ikan, serta merusak ekosistem sungai. Di India, pemerintah dan kelompok lingkungan hidup telah mendorong penggunaan patung ramah lingkungan dari tanah liat, kertas, atau bahkan bahan organik seperti daun dan serbuk kayu.
Di Inggris, peraturan tentang pembuangan benda ke sungai lebih ketat. Oleh karena itu, prosesi Ganesh Visarjan yang dilakukan tanpa izin resmi bisa menimbulkan masalah hukum atau kritik dari masyarakat setempat. Inilah salah satu alasan mengapa video tersebut memicu kontroversi.
Simbolisme Spiritualitas
Terlepas dari perdebatan, penting untuk memahami makna spiritual di balik tradisi ini. Ganesh Visarjan melambangkan siklus kehidupan: lahir, hadir di dunia, menjalani perjalanan, dan akhirnya kembali kepada Sang Pencipta.
Bagi umat Hindu, momen ini penuh haru sekaligus bahagia. Haru karena harus berpisah dengan Ganesha, tetapi bahagia karena percaya bahwa Ganesha akan datang kembali pada tahun berikutnya. Inilah bentuk pengajaran tentang ketidaklekatan (non-attachment) dan keikhlasan dalam menjalani hidup.
Dampak Sosial dari Video Viral
Fenomena viral ini juga membawa dampak sosial yang menarik:
-
Peningkatan Kesadaran Budaya – Banyak orang yang sebelumnya tidak mengenal Ganesh Chaturthi kini penasaran dan ingin belajar lebih jauh tentangnya.
-
Diskusi tentang Lingkungan – Topik ini memicu diskusi sehat tentang bagaimana tradisi bisa tetap lestari tanpa merusak alam.
-
Sorotan Media Internasional – Peristiwa yang awalnya hanya berlangsung di komunitas kecil kini menjadi perhatian global.
Dengan demikian, video viral ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi pemicu percakapan lintas budaya.
Menuju Tradisi yang Berkelanjutan
Ke depan, tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara tradisi dan kelestarian lingkungan. Komunitas Hindu di Inggris maupun negara lain bisa mengambil langkah-langkah seperti:
-
Menggunakan patung eco-friendly dari tanah liat atau bahan biodegradable.
-
Melakukan larung simbolis, misalnya melarutkan tanah liat dalam wadah khusus, lalu menggunakan air itu untuk menyiram tanaman.
-
Bekerja sama dengan otoritas lokal agar prosesi berlangsung tertib dan tidak merusak lingkungan.
Dengan cara ini, makna spiritual tetap terjaga, tetapi tidak menimbulkan masalah ekologis.
Penutup
Video Ganesh Visarjan di sungai Inggris yang viral baru-baru ini adalah contoh nyata bagaimana budaya dapat menyebar melintasi batas geografis dan menghadirkan resonansi global. Ia memperlihatkan indahnya tradisi Hindu, semangat kebersamaan diaspora India, sekaligus memunculkan pertanyaan penting tentang tanggung jawab lingkungan.
Fenomena ini mengajarkan kita bahwa dalam dunia yang semakin terhubung, tradisi lokal bisa menjadi isu global. Tugas kita bersama adalah menghargai keragaman budaya, sekaligus mencari cara agar praktik tradisi tetap berjalan selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Pada akhirnya, Ganesh Visarjan bukan hanya tentang melarung patung ke sungai, melainkan tentang melepas dengan ikhlas, merayakan kehidupan, dan menjaga harmoni dengan alam.